Seperti apa hubungan yang IDEAL itu ???
Saya sendiri bahkan tidak pernah tahu, bagaimana seharusnya
membina sebuah hubungan agar menjadi IDEAL untuk dijalani.
Ada yang bilang, “kalian harus cocok satu sama lain dulu”.
Nyatanya, tidak ada pribadi yang benar-benar cocok satu sama lain. Mereka hanya
saling mengerti dan menghargai.
Dan lantas bagaimana dengan hubungan yang dibangun di atas
“JARAK TEMU YANG JAUH”. Hubungan yang dibangun dengan mengandalkan teknologi
sebagai “PEMINTAS JARAK TEMU YANG JAUH”
Hubungan yang dibangun, dengan pelukan dan support melalui
gambar emoticon, atau video yang dibuat.
Itu sama sekali bukan pilihan. Itu Takdir. Karena entah
berapa banyak orang di dunia ini, yang memang dipilih Tuhan untuk menjajaki
jarak dan cinta secara bersamaan.
Selama dua tahun, mungkin kurang lebih selama itu. Saya
menjalani penjajakan cinta ditengah jarak yang membentang dengan angkuh. Dan
ya, memang setiap perjalanan menghadiahkan hikmah yang bisa dipetik.
1.
Saya belajar lebih menghargai hal-hal kecil
Entah mengapa, setiap hal yang kita
luangkan, atau yang sengaja kita buat khusus untuk orang terkasih menjadi
hal-hal yang kecil yang berharga. Jika ini bukan long distance, mungkin setiap
hal-hal kecil akan terlewatkan begitu saja. Setiap hal yang terjadi, menjadi
sesuatu yang akan sangat dihargai. Mengetahui dia sehat, dia sedang menyenangi
sesuatu,
Atau apapun yang ingin dibagikannya,
sekecil apapun dan setidakpentingnya hal tersebut, akan kita hargai dan menjadi
setiap bahan yang akan kita notice untuk mendukungnya kelak.
2.
Rindu.
Saya akhirnya tahu ternyata rindu itu
memang benar ada. Bukan hanya sekedar kata fiksi yang muncul dalam novel.
Karena seketika hari menjadi sunyi, rumah-rumah menjadi gelap, dan setiap orang
sudah berada di atas pembaringan mereka, ada yang segera tertidur, ada yang
memainkan gadget, dan ada yang memeluk guling sembari mengingat persis satu
wajah bersama dengan kenangan indah bersama orang tersebut. Otak secara spontan
memikirkan orang itu sedalam-dalamnya, dan mengikatnya di dalam ingatan, sampai
raga menjadi hilang kesadarannya, dan terjaga.
3.
Menghargai waktu dan temu
Sudah pasti yang paling ditunggu-tunggu
adalah saat bisa bertemu raga, berbagi tawa, bukan melalui layar persegi
panjang. Setiap waktu terasa berharga. Hanya jika kamu pernah berada jauh satu
sama lain, kamu akan tahu betapa indahnya sebuah pertemuan, dan betapa
berharganya dititipi keberadaan raga yang nyata.
4.
Menjaga kesehatan
Hal ini justru sangat penting untuk saya,
karena saat bertemu, saya ingin raga ini sehat dan kuat, agar bisa berlarian
kesana kemari, bermain air, meluncur dari ketinggian, kaki ini kuat menyusuri
setiap sudut kota, saya tidak ingin kehilangan sedetikpun moment yang saya
punya hanya karena kondisi saya tidak mendukung kegiatan yang sudah lama ingin
saya lakukan bersama. Saya ingin merayakan kebahagiaan bersama dengan tubuh
yang sehat.
5.
Berserah pada Tuhan
Inilah hal terakhir dan yang paling indah
bagi saya. Berserah pada Tuhan. Orang terkasih dalam waktu yang cukup lama
terpisah raga, berada di tempat lain, dengan musim yang lain, dengan cara hidup
yang berbeda, mungkin juga perputaran waktu yang berbeda, akan membuat kita
lebih memasrahkan perlindungan dan penjagaan raga dan hatinya kepada Tuhan.
Tidak ada lagi. Hanya Tuhan. J
Jadi LDR, apakah sehat atau tidak, ideal
atau bukan, yang jelas saat saya menjalaninya, saya belajar banyak hal dan berhasil
menjadi saya yang lebih baik.
Saya menjadi tidak egois dengan perasaan
saya sendiri, saya belajar berkomitmen dengan apa yang saya pilih, dan yang
paling indah adalah saya menjadi pribadi yang sungguh dan sepenuh hati
berpasrah kepada Tuhan, akan segala skenarioNYA. Seseorang pernah berkata “Apa yang tuhan berikan kepada kita, adalah
yang terbaik untuk kita”, dan saya meyakini hal itu.
Perjuangan belum berakhir, setiap pasangan
yang ditakdirkan memupuk cinta jarak jauh masih harus terus bertarung dengan
jarak dan waktu. Menua tanpa melihat dari dekat satu sama lain. Masih banyak
pekerjaan rumah, saat bertemu. Perlu melakukan penyesuaian berkali-kali, tapi
selalu merasa bersyukur.
Diakhir tulisan ini, saya ingin mengapreasiasi
setiap pasangan baik yang halal dan (akan) halal, yang sedang berada jauh
secara raga, dan berusaha memupuk cinta mereka, tanpa merasa tidak normal atau
berbeda dengan yang lainnya. Saya tahu, pasangan LDR adalah pasangan yang
setingkat lebih sabar akan rindu, dan temu.
Semoga Tuhan memberikan yang terbaik pada
kita semua, Tuhan memberikan kita perjalanan yang penuh dengan pelajaran, Tuhan
membukakan hati dan pikiran kita untuk belajar banyak hal dan bertransformasi menjadi
versi terbaik diri kita, sampai tiba saatnya Tuhan akan memberikan kita hadiah
manis, yang selama ini kita minta yaitu kebersamaan yang membahagiakan.
Satu sama lain telah belajar, dan akan
terus belajar...
Jangan menyerah.